Dalam beberapa perdagangan Jumat kemarin (21/8), US$ 1 sudah menjadi Rp 14.000. Padahal, situs tempo.co dengan mengutip pendapat Kepala Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, pada 23 Februari 2015 memberitakan bahwa, jika Gubernur DKI Jakarta Joko bisa bisa memenangi pemilu presiden pada Juli 2015, nilai tukar rupiah akan menguat signifikan, bisa mencapai level Rp 10 ribu per US$ 1. Artikel itu diberi judul “Jokowi Jadi Presiden, Rupiah Bisa Tembus 10 Ribu”.
Bukan hanya itu, pada 6 Juli 2014, ketika masih dalam masa kampanye pemilu presiden, dengan meminjam mulut analis dari Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, Tempo menurunkan artikel berjudul “Prabowo Menang, Rupiah Berpotensi Tembus 13 Ribu”. Dikatakan dalam artikel itu, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diperkirakan menembus 13 ribu bila pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa terpilih menjadi presiden-wakil presiden. Rendahnya tingkat kepercayaan pasar terhadap pasangan Prabowo-Hatta, kata artikel itu lagi, diperkirakan membuat banyak investor meninggalkan pasar, sehingga tingkat beli dolar akan tinggi. Kurs bisa menembus Rp 12.500 per dolar Amerika. “Dalam kondisi itu, Bank Indonesia harus melakukan intervensi, sebab berpotensi jatuh hingga Rp 13 ribu per dolar AS,” kata Kiswoyo ketika dihubungi Tempo.
Kenyataannya, pada Kamis lalu (20/8), menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena arus modal asing terus keluar dari Indonesia. “Situasi kita memang, terus terang bukannya ada dana segar dari luar masuk, malah cenderungnya keluar,” kata Darmin.
Artikel yang ditulis Tempo itu pun menjadi diolok-olok banyak warga Twitland, dengan hastag atau tanda pagar #TurunkanPrabowo atau kata-kata “Turunkan Prabowo” saja. Pemilik akun @ardianasmar , misalnya, menulis pada 5 Agustus lalu seperti ini: “1 USD = Rp 13.500 Presiden RI pasti Prabowo. #TurunkanPrabowo ! – twit kecebong pening.”
-------------------
Prabowo Isyaratkan Siap Pimpin Demo, Joko-JK Harus Berbenah
Keadaan Indonesia di usia yang sudah ke-70 tahun ini masih terdapat banyak masalah yang dihadapi. Seperti di sektor ekonomi, infrastruktur, transportasi, dan kesejahteraan rakyat yang sangat karut-marut.
Direktur Gaspol Indonesia Virgandhi Prayudantoro mengatakan; keadaan Indonesia yang seperti sekarang ini telah membuat gerah Prabowo Subianto. Prabowo menyatakan siap untuk memimpin demo tidak kurang dari 10 juta orang turun ke jalan, mendesak perubahan kepada pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla.
Apa yang diucapkan oleh Prabowo Subianto saat 17 Agustus kemarin, menurutnya harus disikapi oleh Joko dan JK dengan peningkatan kinerja secara total untuk kepentingan rakyat indonesia.
“Sampai detik ini tidak terlihat perubahan yang signifikan yang terasa oleh rakyat Indonesia, malah mereka makin susah untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Kita bisa lihat harga-harga yang semakin mahal dan sangat membebani mereka” ujar Gandhi.
Ia berharap supaya pemerintahan Joko Widodo bisa fokus dengan Nawacita dan Trisakti-nya untuk menyejahterakan rakyat Indonesia kedepannya, bukan malah membuat rakyat menjadi korban kebijakannya selama ini.
-------
Sumber
No comments:
Post a Comment