Bukan hanya dari ADB, pemerintah juga sedang mempertimbangkan mengutang kurang-lebih US$ 11 miliar ke Bank Dunia. “Karena infrastruktur turning-nya panjang kebutuhan uangnya, saya pikir mereka bunganya rata-rata 1 persen sampai 3 persen. Kalau World Bank, 1 persen untuk 30 tahun, gross rate 10 tahun,” tutur Sofjan.
Dana dari utang itu, tambahnya, nantinya akan disesuaikan dengan proyek-proyek infrastruktur yang dianggap memungkinkan untuk dijalankan swasta.
Selain itu, ADB sebentar lagi juga akan mengucurkan utang ke pemerintah sebesar US$ 400 juta atau kurang lebih Rp 5,6 triliun. Utang yang ini merupakan komitmen lama yang disetujui ADB untuk membantu pengembangan sektor finansial, termasuk memperluas akses finansial untuk masyarakat miskin, kata Sofjan.
Sebelumnya, dalam Konferensi Asia-Afrika pada April lalu di Bandung, Presiden Joko dalam pidatonya mengatakan, pandangan yang menganggap persoalan ekonomi dunia hanya dapat diselesaikan Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, dan ADB adalah pandangan yang usang dan perlu dibuang. Lalu, pada 5 Agustus lalu di Istana Bogor, Jawa Barat, Joko mengatakan perekonomian Indonesia akan mulai meroket bulan September ini. Begitu katanya. Katanya, lo. Begitulah katanya.
No comments:
Post a Comment