Google analytics

BIANG KEROK BANGSA INI MASALAH EKONOMI KARENA DIJAJAH ASING/ASENG bukan masyarakat yang tidak cinta pada negara.

Lihat hampir semua pembangunan infrastruktur dikerjakan oleh asing/aseng kenapa tidak memberdayakan semua kemampuan dari dalam negeri? Juga rakusnya penimbunan utang mayoritas hanya dari china yang berdampak pada masuknya tenaga kerja china dan komponen dari china baik terurai maupun built-up itu artinya melemahkan daya tahan negara (bukan bela negara). Lalu apa arti bela negara dikepala para elit pemegang kekuasaan?

Revolusi mental adalah istilah yang berkonotasi kekiri-kirian mengingatkan kembali sejarah kelam peristiwa 1965. Siapa yang berada di balik bela negara (the man behind the gun). Padahal bela negara adalah istilah yang sangat mulia dimana anak bangsa mempertaruhkan segalanya (jiwa dan raga) hanya karena cinta pada bangsa dan negaranya terhadap penjajahan bangsa asing/aseng.




Masalahnya jika 'the man behind the gun' kebijakan nyata dan semangatnya tidak mencerminkan makna bela negara lalu akan kemana arah bela negara diarahkan, negara mana yang akan dibela?

Kami mau bertanya pada para elit pemegang kuasa dan amanat rakyat; apa makna pengubahan pasal 6(1) UUD 1945 apakah disana terkandung makna bela negara? menurut kami negeri ini sudah disusupi kepentingan asing/aseng. Lalu para elit pemegang kuasa tak berdaya (membiarkannya)  malah me-launching bela negara.

Juga apakah negara sudah melaksanakan amanat Pasal 33 UUD 1945 tapi kenapa masyarakat diajak bela negara yang sedang melenceng?

Diera reformasi ini kami merasa negara dalam bahaya  berada pada panjajahan asing/aseng karena hampir semua aset, ekonomi dan kekuasaan dikuasai oleh asing/aseng.

BELA NEGARA MESTINYA DIARAHKAN UNTUK MELAWAN ASING/ASENG BUKAN SEBALIKNYA.

Semoga hal ini hanya perasaan kami, atau kami sedang mengigau tidak benar-benar terjadi.

Andai pun terjadi pasti putra/i terbaik negeri ini akan tampil gagah berani mempertaruhkan jiwa dan raganya untuk membela Ibu pertiwi tanpa harus diminta atas kesadaran sendiri.

No comments:

Post a Comment