"Tiga angka terakhir yang dipangkas, misalnya nilai Rp 1.000 menjadi Rp 1," ujar Dody, Rabu (31/5/2017).
Lebih lanjut ia mengatakan, pihaknya siap kapan pun jika diminta membahas redenominasi oleh DPR.
"Posisi BI siap seandainya anytime diminta membahas redenominasi, yang mengajukan redenominasi masuk Prolegnas adalah pemerintah, karena inisiatif redenominasi adalah pemerintah," jelasnya.
Dody juga menjelaskan dengan adanya redenominasi nanti tak akan mempengaruhi harga barang atau kemampuan daya beli seseorang. Sehingga laju inflasi tetap stabil.
"Tidak ada pengaruh ke inflasi, karena redenominasi hanya memotong angka desimal dalam satuan nilai. Tidak pengaruh ke harga barang atau wealth seseorang," tambahnya.
Sebelumnya, Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, saat ini merupakan saat yang tepat untuk menyederhanakan mata uang rupiah atau redenominasi.
Pemerintah pun mengupayakan agar Rancangan Undang-Undang (RUU) Redenominasi bisa kembali masuk program legislasi nasional (prolegnas) pada tahun ini.
Meski demikian, pemerintah baru akan siap mengajukan RUU tersebut ke DPR jika BI sudah siap.
Seperti diketahui, yang berhak untuk mengajukan RUU tersebut adalah pemerintah.
--------------------
Angka Nol di Uang Rupiah Sebaiknya Dipangkas 4 Digit Nilai mata uang Indonesia termasuk salah satu yang paling tinggi di antara negara lain.
Untuk itu, dengan adanya redenominasi bisa menyederhanakan sistem akuntansi dan pembayaran.
Redenominasi atau penyederhanaan denominasi rupiah yakni jumlah digit rupiah menjadi lebih sederhana sehingga akan terjadi peningkatan efisiensi di sektor keuangan dan sektor riil.
Sebagai gambaran saja, rupiah saat ini menduduki peringkat kedua di ASEAN dengan jumlah digit mata uang terbanyak, setelah dong Vietnam, dengan nilai denominasi terbesar Rp 100.000. Sementara denominasi terbesar Vietnam yakni 500.000 dong.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Samual menyarankan agar Indonesia bisa melakukan redenominasi dengan memangkas empat digit nilai rupiah. Sebab, hal ini akan mempengaruhi laju inflasi yang akan semakin stabil dan rendah.
"Menurut saya sekarang saat yang tepat untuk redenominasi, inflasi kita juga sudah rendah dan stabil. Jadi bisa sekalian dipangkas aja 4 angka," ujar David Rabu (31/5/2017).
Menurutnya, saat ini di beberapa restoran sudah banyak yang memangkas pecahan rupiah di daftar menu.
"Harga kopi misalnya Rp 160.000, mereka sudah banyak tuh yang nulisnya Rp 16," jelasnya.
Meski demikian, ia menyarankan agar pemerintah dan Bank Indonesia bisa lebih mengawasi hal-hal teknis yang kadang luput dari perhatian, seperti pembulatan angka ke atas.
"Misalnya harga kopi Rp 167.500, mereka nulisnya Rp 16,75 atau biasanya tulisan 75 nya itu ditulis kecil, 16 nya aja yang ditulisnya besar. Nanti mereka biasanya buletin jadi Rp 17, dianggap beda dikit, justru ini yang harus diperhatikan. Padahal bedanya cukup banyak kan Rp 2.500 sebenarnya, jangan malah inflasi lagi," pangkasnya.
---------------------
Apa Untungnya Redenominasi Rupiah?
Penyederhanaan mata uang rupiah atau redenominasi diyakini dapat dilakukan saat ini, yakni ketika kondisi perekonomian relatif stabil. Artinya laju inflasi tidak mengalami tekanan yang berarti, bahkan tergolong rendah.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Samual mengatakan, jika Indonesia melakukan redenominasi maka akan memberikan sejumlah efek positif. Salah satunya semakin membuat laju inflasi stabil.
"Redenominasi lebih ke ekspektasi inflasi semakin stabil. Kalau ke pertumbuhan ekonomi relatif netral seharusnya, enggak terlalu signifikan," ujar David, Rabu (31/5/2017).
Selain itu, keuntungan jika kita melakukan redenominasi adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS lebih stabil.
"Kurs juga pasti berubah, rupiah terhadap dolar AS akan enggak terlalu fluktuatif juga.
Rupiah kita kira-kira hampir setara lah dengan dolar AS," jelasnya.
Selain itu, efeknya ke masyarakat juga lebih baik secara psikologis, karena harga-harga cenderung lebih kecil.
"Padahal sama saja, tapi pasti psikologis masyarakat. Kalau sekarang beli makanan Rp 100.000 nanti misalnya redenominasi 4 digit, dia beli makanan Rp 10, murah yah. Padahal ya sama saja efek psikologis," pangkasnya.
No comments:
Post a Comment