Google analytics

PENEYAB RUNTUHNYA MATA UANG ADALAH PARA SPEKULAN DI PASAR VALAS AKIBAT SENTIMEN NEGATIF

Era globalisasi tidak bisa dilihat dengan sebelah mata berfikir lokal atau regional, karena kehidupan dunia telah disatukan dengan teknologi informasi, semua yang terjadi dipermukaan bumi bahkan di luar bumi bisa diketahui secara real time.

Manusia tidak bisa bersembunyi apa lagi berbohong satelit berputar 24 jam mengelilingi bumi memberi informasi mengirim data ke penjuru dunia lainnya. Suka atau tidak dunia memasuki era globalisasi era informasi seiring dengan itu lahir pula mata uang Cryptocurrency seperti Bitcoin, Litecoin, Dogecoin  dan yang lainnya. Mata uang Crypto tidak dikontrol oleh negara manapun bersifat independen bahkan Anonymous, Debit Card dan ATM Bitcoin sudah banyak di dunia antara lain Canada sudah ada ATM Bitcoin.



Cryptocurrency diawasi oleh manusia seluruh jagad, maka jangan heran jika mata uang paling digdaya adalah Bitcoin yang sekarang memiliki kurs 1 BTC = 227.81 US Dollar beberapa hari lalu sempat menyentuh 1 BTC = $295 USD.

Untuk itu negara tidak bisa berpenampilan pongah berpikir dan bertindak lokal kalau masyarakatnya tidak mau hancur ditelan zaman.

Lain dari itu jangan heran jika mata Uang Rupiah yang dikontrol oleh Bank Central Indonesia ini menjadi bulan-bulanan di pasar valas. Sudah menjadi tren atau hukum adat dimana ada negara lemah maka mata uangnya akan menjadi incaran spekulasi  di 'goreng' untuk memanen keuntungan.

Aggregat makro ekonomi, import/export, BOP,  tidak akan mampu melawan pasar valas karena transaksi riil membutuhkan waktu sedangkan transaksi valas, saham dan komoditi (emerging market) berjalan real time bahkan pasar/harga kedepan (future trading) bisa ditransaksikan hari sebelumnya. Pasar valas, saham, dan komoditi bisa dimainkan oleh para bandar 'digoreng' dengan maksud membentuk harga bahkan bisa digunakan untuk tujuan menghancurkan suatu negara.

Sudah menjadi kecelakaan sejarah bahwa mata uang USD mendunia itu bukan tidak disengaja direncanakan secara matang puluhan tahun sebelumnya. Idiotnya bangsa ini kenapa membiarkan mata uang Rupiah ditransaksikan secara bebas (menganut rezim devisa bebas) jika regulasi dan pondasi ekonomi belum mampu menopangnya.

Masyarakat Eropa menciptakan Euro tidak begitu saja saat krisis terjadi di Eropa Bank Centralnya mampu menjaga stabilisasi di pasar valas bahkan kini lebih kuat dari pada USD.

Sejatinya perputaran kehidupan dunia ini sekarang dikontrol oleh teknologi sementara orang-orang primitif diributkan dengan hal-hal yang bersifat kasat mata (konvensional).

Hidup adalah pilihan, mengikuti dan beradaptasi dengan zaman atau mati tergilas oleh zaman.

No comments:

Post a Comment