Sepertinya dinegeri ini hanya masyarakat Indonesia yang terkenal baik dan ramah tapi selain itu tidak ada lagi yang baik hampir semua terkenal BURUK-nya, termasuk layanan koneksi internet.
Bilangnya Unlimited tapi dibatasi dengan Volume lalu diberi ketentuan pemakaian wajar (FUP), atau paket berbasis volume tapi diatur dengan pemakaian pada jam-jam tertentu. Penduduk negeri ini sangat besar 250jt pengakses internet lebih dari 50 juta mestinya secara market tidak kekurangan pasar. Tapi para operator internet (ISP) sepertinya dikuasai oleh KARTEL yang hanya bertujuan mengeruk keuntungan sebesar-besarnya terhadap masyarakat yang masih tergolong awam.
Pemerintah sepertinya juga tidak berdaya atau membiarkan? Kenapa pengaturan tarip koneksi internet seperti menjebak konsumen mungkin hanya terjadi di negeri ini cara-cara seperti itu.
Bersama ini kami mohon agar pemerintah memperhatikan kepentingan masyarakat tidak memihak pada kartel atau pemerintah bisa melakukan layanan langsung ke masyarakat, tidak menggantungkan swasta.
----------------
Cuplikan Artikel;
Tarif Internet Kita Mahal dan tidak Berkualitas..
Ukuran mahal itu apa? Mahal atau murah sering dikaitkan dengan rata-rata pendapatan masyarakat (income per kapita) dan mutu atau kualitas sebuah produk atau jasa. Dalam kaitan judul postingan ini kita kaitkan dengan Jasa layanan Internet.
Menurut beberapa analisa, tarif internet kita murah. Tapi tahukan kita bahwa tarif internet di hampir seluruh dunia ternyata lebih murah dari yang berlaku di negara kita? Salah satu kajian itu adalah seperti informasi yang diterbitkan oleh Badan Komunikasi PBB (ITU) yang berjudul "Mengukur Masarakat Informasi 2010" memberi kesimpulan atas hasil kajian di 154 negara, bahwa :
1. Tarif internet termasuk sarana komunikasi dan informasi diberbagai belahan dunia mengalami penurunan, sedangkan pelyanan di bidang tersebut mengalami peningkatatan pesat.
2. Rata-rata penurunan tarif Komunikasi dan Informasi itu berkisar antara 40% - 42%.
3. Jumlah pelanggan telepon seluler (yang mampu mengakses layanan informasi dan komunikasi dan internet) mencapai 5 Milyar orang di seluruh dunia.
4. Negara yang paling murah mengenakan tarif Komunikasi dan Informasi (termasuk internet) adalah : Hongkong, 4. Singapore, Kuwait, Luxemburg, AS, Denmark, Norwegia, Inggris dan Selandia Baru.
5. Cina dan Makao merupakan wilayah yang paling murah mengenakan tarif Komunikasi dan informasi.
Dimanakah letak ukuran mahal atau murah tarif Komunikasi dan Informasi negara kita? Banyak kita temukan perang tarif berbagai operator seluler di negara kita, hampir semua operator menerikkkan "yel-yel" yang sama bahwa mereka memberikan tarif dan layanan yang murah dan mudah. Tapi apa yang terjadi ?:
- Sepertinya ada semacam kesepakatan mirip menjembak konsumen kita yang belum perduli betul dengan kondisi yang sebenarnya terjadi. Kesannya ada semacam "Kartel" yang berpengaruh di negara kita dalam menerapkan tarif. Semua sepakat seolah-olah perduli dengan tarif, kenyataannya malah menjebak dengan trik and tips masing-masing yang semuanya bermuara pada kondisi "Pertahankan Profit Margin Optimal"
- Jika ada tarif yang lebih murah, mereka mempermainkan pelanggan di bidang lainnya, kecepatannya dikurangi, diberi quota khusus, diberi limit waktu yang sifatnya situasinonal dan kondisional, atau malah hanya berlaku pada dari jam tertentu ke jam tertentu. Paling sering dialami pelanggan adalah terpkasa gonta-ganti kartu baru dengan harga yang relatif mahal.
Atas kondisi tersebut, pemerintah telah mengambil kebijakan untuk menurunkan tarif intenet (Komunikasi dan Informasi) sebesar 42% seperti yang telah disampaikan oleh Dirjen Postel Basuki Yusuf dan Menkominfo Tiafatul Sembring pada Juni 2010 lalu yang belum terealisir hingga saat ini.
Mahalnya tarif internet juga diakuit oleh Kepala Pusat dan Humas Kemkominfo, Gatot S Dewa Broto, tujuan utama dari kebijakan pemerintah meyelenggarakan telekomunikasi untuk akses broadband menggunakan spektrum frekuensi Broadband Wireless Access (BWA) dan seleksi penyelenggaraannya pada pita 2.3 GHz dan 3.3 GHz untuk mendorong ketersediaan tarif akses internet yang terjangkau (murah) di Indonesia, seperti yang dsiampaikan oleh Suara Media.com pada Maret lalu.
Sebagai pembanding mahal atau murah mari kita lihat tarif Telkom (speddy) yang kita anggap tarif termurah di tanah air bandung dengan tarif metrodatapath yang berkedudukan di Arizona AS, sebagai berikut ;
Tarif dan kecepatan metrodatapath AS sebelum PPN Rp.150.000/ bulan
Tarif dan kecepatan speedy sudah ikut PPN Rp.775.000 / bulan. Ternyata lebih mahal hampir 5 kali lipat.
Penyebab tarif ICT yang Mahal.
Mahalnya tarif Internet di Indonesia diakui juga oleh pendatang baru dalam layanan Internet berteknologi tinggi, yakni berbasis WIMAX (worlwide interoprability for micorwafe Access) yaitu sebuah perusahaan penyedia jasa internet yang baru operasi di tanah air yakni PT First Media tbk, perusahaan yang menjanjikan mampu mengurangi biaya pemakaian internet perbulan dari Ro.750 ribu /Mbps menjadi Rp.300 ribu hingga Rp.500 ribuan per bulannya untuk 1 Mbps.
Pertanyaannya, mengapa perusahaan itu bisa menghadirkan tarif yang lebih kompetitif, padahal teknologi yang digunakannya tergolong canggih yakni menggunakan teknologi spektrum pita lebar seperti wi-fi yang mampu memberi layanan setara dengan 75 Mbps.
Apakah operator penyedia layanan Informasi dan Komunikasi tidak menggunakan teknologi ini atau pura-pura tidak mempublikasikan pemakaian teknologi atau malah menutup-nutupi infirmasi tentang hal ini agar masyarakat teknologi tidak terpancing melihat ke arah ini? Katakanlah masyarakat awam tidak perduli dengan hal ini tapi masyarat intelektual yang mengetahui hal ini apakah bisa diabaikan begitu saja?
Memang ada yang mengatakan bahwa mahalnya tarif intenet di negara ini ada kaitan dengan jenis serat optik yang dipakai (tertanam di dasar laut). Negara kita yang posisinya berada di Katulistiwa terlalu jauh jangkauannya menuju penyedia internet di AS. Semakin jauh jauh dengan penyedia Internet semakin panjang bula Backbone atau kabel serat optik tadi diperukan, artinya semakin besar biaya investasinya.
Berbeda dengan jepang, Taiwan dan China yang relatif lebih dekat kita mau tidak mau harus melalui jarak yang panjang tersebut. Dalam hal ini kita mendapat Backbone Tier-1 oleh pemilik Backbone di AS.
Disamping jarak Backbone yang panjang, kita juga hanya memiliki 2 routing (akses) saja yakni Routing Singapore dan Routing Australia. Berbeda dengan negara-negara tersebut di atas, mereka route yang lebih banyak, yakni Rusia, China, Taiwan dan AS. Semakin banyak route nya semakin kompetitiflah harganya.
Jika mengacu kepada persoalan backbone dan routing yang mahal, sementara di sisi lain ternayta ada perusahaan penyedia layanan tarif yang mampu menekan harga hingga 42% seperti di atas, jadi sebetulnya apa yang tejadi? Kenapa tarif internet (ICT) kita masih tergolong mahal. Menurut data badan komunikasi dunia (ITU) kita malah tidak termasuk dalam kelompok negara yang menerapkan tarif murah?
Berapa kecepatan internet di beberapa negara yang paling murah biayanya?
Ironsnya, kendati masih tergolong mahal, kecepatan akses intenet kita juga termasuk paling lemot di dunia. Untuk ranking kecepatan akses ini, posisi rangking kita berada diurutan 148 dunia dari 154 negara, yakni pada angka 1,21 Mbps. Sedangkan negara-negara lainnya yang memiliki akses terbaik adalah (sesuai rangking) :
1 Korea Selatan 21,71 Mb/s
2 Jepang 16.00 Mb/s
3 Aland Island 15.02 Mb/s
4 Lithuania 13.44 Mb/s
5 Latvia 13.35 Mb/s
6 Swedia 13.26 Mb/s
7 Romania 12.85 Mb/s
8 Belanda 12.32 Mb/s
9 Bulgaria 12.02 Mb/s
10 Republik Moldova 10.00 Mb/s
11 Hong Kong (China) 9.52 Mb/s
12 Slovakia 8.92 Mb/s
-------
148 Indonesia 1,21Mb/s
--------
154 Zimbwabe. Tarif sekali SMS untuk lokal Zimbabwe adalah USD 5-7 atau dengan kurs rupiah 9,665 per 1 USD tarif tersebut setara dengan Rp 48.325- Rp 67.665. Cukup untuk membeli beras beberapa kilogram di Indonesia. Untuk tarif SMS ke luar negeri, lebih gila lagi. Harga yang dipatok adalah antara $ 12 and $ 20 atau sekitar Rp 115.980,- sampai Rp 193.300. (Sumber TongBerisi.net)
Kesimpulannya :
Tarif ICT kita memang masih mahal. Kendatipun ada upaya pemerintah untuk menurunkan tarif tapi belum dapat direalisasikan karena peranan KARTEL jasa ICT kita masih dominan dan mampu mengintervensi Pemerintah kita.
Kendatipun ternyata masih masuk golongan mahal, ironisnya dalam hal akses dan kecepatan kita masih masuk urutan 148 dunia. Harusnya harga mahal diikuti oleh layanan optimal dalam berbagai aspek.
Semoga bermanfaat untuk membuka cakrawala kita semua. Kendati mahal, kita tidak punya pilihan selain menggunakan tarif dan layanan yang ada untuk tujuan yang bermanfaat dalam menggunakan jasa dan layanan ICT ini tentunya.
No comments:
Post a Comment