Pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dan Presiden Singapura, pada Selasa (28/7) kemarin menuai kontroversi. Pasalnya, dalam pertemuan resmi kedua negara tersebut tampak Presiden Jokowi sapaan akrab Joko Widodo tak disambut Bendera Merah Putih.
Berdasarkan keterangan yang diberikan Pemerintah Singapura, bendera yang dipasang saat pertemuan memang tidak ditujukan untuk negara tamu, sebab, bendera tersebut tidak berubah siapa pun tamunya.
Menyikapi hal itu, H Muhardi, Ketua Umum Partai Priboemi melalui Juru Bicara Partai Priboemi, Heni Juniarti, dalam keterangan resminya, pada Rabu (29/7), dengan tegas mengkritisi perlakuan Singapura terhadap Indonesia.
Menurut Heni, ketiadaan Bendera Indonesia saat pertemuan bilateral antara Indonesia dan Singapore, merupakan bentuk penghinaan terhadap Bangsa Indonesia.
Apapun alasannya; kata wanita yang juga General Manager salah satu hotel dikawasan Menteng Jakarta Pusat ini; Partai Priboemi mendesak Pemerintah Singapura untuk meminta maaf kepada Indonesia.
Hal ini demi menjaga iklim yang sehat dalam berbagai sektor antar kedua negara.
Dalam bidang investasi, tambah Heni, Indonesia banyak menguntungkan Singapura dengan total investasi 2014 mencapai 5,8 Miliar USD.
“Jangan sampai insiden ini merusak hubungan baik diplomasi antara Indonesia dan Singapore” ucapnya.
Untuk itu, Partai Priboemi mengingatkan agar Protokoler Kepresidenan lebih jeli menjaga kewibawaan Presiden yang merupakan simbol Negara.
--------
Sumber
No comments:
Post a Comment