Kebiadaban kedua, memboncengi reformasi mahasiswa dan partai politik dijadikan kendaraannya untuk menempatkan boneka ke singgasana
Kebiadaban ketiga, menguasai media mambungkam suara-suara yang tak sepaham sambil mengumbar opini kepalsuan dan pembentukan citra.
Kebiadaban ke empat, Ngemplang BLBI berkisar Rp.400 Trilyun sampai skarang ditanggung masyarakat yang harus membayarnya.
Kebiadaban ke kelima, menyusup ke parlemen mempersiapkan payung hukum mengubah pasal 6 (1) UUD 1945 dan mempersiapkan payung hukum penetapan untuk GUb. DKI.
Kebiadaban keenam, menyusupkan kandidat sebagai uji coba tingkat lokal sebelum mencapai target tingkat nasional untuk evaluasi sekaligus mempersiapkan partai politik sendiri.
Kebiadaban ketujuh, nge-gombal di media memutarbalikan makna bangsa Indonesia agar masyarakat berpaling ke mereka, dilain pihak citra para alit anak bangsa dirusak sebagai tukang korup katanya, padahal mereka biangnya.
Kebiadaban kedelapan, menggusur anak bangsa yang miskin papa tanpa perikemanusiaan diperlakukan mirip binatang.
Kebiadaban ke sembilan, meracuni anak bangsa dengan narkoba, free sex, budaya sogokan dan menjebak tokoh-tokoh yang berpotensi dengan uang sogokan.
Kebiadaban ke sepuluh, memasukkan tenaga kerja (multi tugas?) tanpa menghiraukan undang undang yang berlaku di negeri ini, tapi bonekanya tunduk dan patuh sekalpun masyarakat banyak yang kena PHK.
Kebiadaban ke sebelas, ...tunggu tanggal mainnya pasti lebih seru dan mendebarkan..
No comments:
Post a Comment