Para pendiri bangsa telah meletakkan pondasi berbangsa dan bernegara dengan sempurna yaitu Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika. Generasi penerus hanya perlu melanjutkan, merealisasikan negeri yang adil dan makmur plus super power.
Namun karena kentalnya kepentingan asing/aseng bangsa ini menjadi seperti dimasukkan kedalam kotak lalu di kopyok-kopyok hingga menyebabkan pikirannya linglung tak sadarkan diri, mata berkunang-kunang pikiran berputar-putar nyaris jatuh pingsan.
Manusia-manusia dinegeri ini hanya sibuk memikirkan dirinya sendiri seperti mencari selamat karena sedang diterpa hujan badai.
Akibatnya hasil kekayaan negeri ini hanya bisa dinikmati oleh bangsa aseng, dan negeri disekitarnya, tidak terbantahkan bahwa negeri disekitar bisa makmur resourcesnya berasal dari negeri ini negeri utara kuru yang wagu tur saru.
Kami tidak habis pikir kenapa para pemegang kekuasaan sepertinya tidak mampu memahami apa yang menjadi tanggung jawabnya, kapasitas tidak memadai sering mengambil kebijakan berdasarkan emosi, sentimen, like or dislike bukan berdasar pada kepentingan bangsa dan negara sebagai negarawan. Akibatnya kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi amburadul tidak jelas berjalan kearah mana. Uang negara sepertinya banyak terhamburkan pada suatu target yang tidak terukur, karena dihasilkan dari kebijakan yang sporadis tidak strategis dengan perencanaan yang matang.
Terkesan semua aktifitas hanya pembentukan citra, acting dan cari muka, agar elekbilitas tetap terjaga untuk kepentingan kelangsungan kekuasaan semata.
Sebagai contoh;
1. kebijakan anggaran ke daerah-daerah terkesan hanya membagi-bagi uang tak jelas targetnya.
2. proyek-proyek infrastruktur yang menggunakan uang sangat besar sepertinya tidak melalusi studi kelayakan dan amdal yang matang.
3. pesta-pesta demokrasi cenderung lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya, hanya menghamburkan uang negara tidak menghasilkan pemipin yang baik karena hampir semua terlibat permaiinan kotor.
Seharusnya;
1. pemerintah tegas melaksanakan pasal 33 UUD 1945.
2. membuka lapangan kerja seluas-luasnya, mendata pengangguran dan anak terlantar untuk di berilapangan kerja dan di beri tunjangan oleh negara.
3. menguatkan mata uang agar mempunyai daya beli yang layak sehingga mampu menaikkan tingkat kemudahan dalam kehidupan masyarakat
4. membangun tekbologi militer dan teknologi informasi dalam rangka meletakkan pondasi menjadi negeri super power. selain itu untuk mengurangi ketergantungan luar negeri (import)
5. modernisasi pertanian menanam semua tanaman varietas unggul yang punya harga jual tinggi dieklola secara modern.
6. explorasi kekayaan laut (ikan) secara modern plus industri perikanan
Uang hasil utang ber-triliun-triliun itu jika salah penggunaannya justru akan menghancurkan bangsa ini nanti pada saatnya. Sekarang enak bagi yang ngutang tapi resiko akan ditanggung generasi akan datang.
Kadang kami bermimpi negeri ini terjadi revolusi karena sepertinya para elit tidak pernah sadar diri.
No comments:
Post a Comment